Masih ingat dengan foto tersebut. Itu adalah foto yang di
ambil pada tanggal 1 Juni 2017 tepat di hari lahirnya Pancasila, kami pun lahir
(kembali) dengan tekad yang baru.
Awalnya, rumor mengatakan IPNU IPPNU Singosari telah vakum 2
periode. Vakumnya IPNU IPPNU membuat sekat jarak yang sangat berdampak pada
perkembangan semangat pemuda-pemudi NU di Singosari pada saat itu. Berawal dari
ajakan salah satu teman saya yang aktif berorganisasi untuk ikut membantu
berdirinya kembali IPNU IPPNU Singosari saya mengikuti pertemuan pertamanya.
Tidak Saling kenal ?? Oh pasti. Namun, jika ajakan pada saat itu saya (kami)
tolak pastinya kami akan menyesal seumur hidup kami :’)
Kenapa menyesal ? sungguh saya ingin meneteskan air mata
jika mengingat masa kebangkitan itu. Dengan berbekal pengetahuan IPNU IPPNU
yang di bawa teman-teman Ranting (Re: Saat itu hanya ranting Gunungrejo yang
aktif) yang bahkan di bilang seadanya dengan mengumpulkan pemuda pemudi seluruh
singosari itu tidaklah mudah. Di Zaman Milenial saat ini susah sekali mengajak
para pelajar NU untuk turut serta dalam Organisasi apalagi organisasi yang
berbau keagamaan. Semangat mereka sudah
di kalahkan dengan Globalisasi yang membuat mereka menerima banyak hal yang
lebih “mengasyikkan”daripada ngurusi organisasi.
Namun, dengan tekad yang kuat, semangat yang berapi dan
dukungan dari rekan dan rekanita (re: sebutan untuk kader IPNU dan IPPNU) juga
dukungan dari Banom NU Singosari kami semua dapat melewati masa krisis saat
itu. Siapa yang tidak tau IPNU IPPNU Singosari ? Bahkan di masa nya PAC
Singosari adalah IPNU IPPNU Terbaik, teraktif dan ter ter ter lainnya. Tetapi
itu tidak berlangsung abadi. Inilah yang penulis katakan di awal artikel bahwa
“Vakumnya IPNU IPPNU membuat sekat jarak yang sangat berdampak pada perkembangan semangat pemuda-pemudi NU di Singosari”.
Karena Dawuh Gus Fir (Re : Ketua
Tanfidziyah MWC NU Singosari 2018-2023)
“keistiqomahan dalam melakukan sesuatu itu harus dijaga, karena Setan selalu menunggu celah untuk meredupkannya. Contohna ya dengan vakumnya sebuah kegiatan sekali duakali Mrei sing ketelu sampe selanjute wes aras-arasen nerusno. Ojok sampek yo”.
Dan Alhamdulillah, melalui ketua terpilih untuk yang pertama
kalinya (setelah Vakum) yaitu Rekan Abdullah dan Rekanita Ilma Qurrotul Aini beserta seluruh Pengurus kini PAC IPNU IPPNU Singosari yang dulunya juga tertatih bangkit bisa
menghidupkan 15 Ranting dan 3 Komisariat :D. Itu tentunya tidaklah mudah.
Penolakan, Cibiran, Berkerikil, Masa Hujan kemudian datang badai, pengorbanan
waktu kehidupan yang di sisihkan unuk rorganisasi di engah lelahnya kerja,
sekolah dan kuliah. segala bentuk pahit asamnya membangkitkan organisasi
pelajar NU di tengah millenial ini sungguh menyesakkan. Iya, menyesakkan ketika
semangat organisasi telah luntur dengan gemerlap dunia individualisme. Namun
dengan sabar dan telaten seluruh pengurus PAC IPNU IPPNU Singosari dan
anggotanya dapat membuat warna baru dalam BANOM NU (Banom = Badan Otonom).
Kami tidak menarget untuk kembali menjadi PAC terbaik, hehe
tidak. Karena jarak kekosongan kekuasaan pada saat itu membuat kita tertinggal
jauh dengan PAC IPNU IPPNU lain. Namun tidak, bukan itu, yang kami targetkan
dan inginkan saat ini adalah kembalinya Ghirah atau semangat pelajar NU
Singosari bukan hanya untuk sekedar berorganisasi, namun juga untuk mencintai ,
mengurus dan mengabdi pada Nahdlatul Ulama. Dengan apa ? ya dengan berkecimpung
di dalam IPNU dan IPPNU akif melakukan kegiatan positif, kegiatan sosial kemasyarakatan
atau kegiatan yang dapat berdampak pada keberkahan Singosari. Karena menjadi "terbaik" itu bonus yang harus di perjuangkan adalah menjaga kader kader Mudan dengan semangatnya yang tetap berapi untuk bersama-sama ngurusi NU
Lelah, ? iya pasti jelas. Orang pada umumnya akan berfikir
kenapa harus “membuat lelah diri dengan mengikuti organisasi”. Tapi, yang kita
fikirkan itu bukan hanya lelahnya. Tapi bagaimana kita merasa senang dan merasa
memiliki jiwa di Nahdlatul Ulama ini dengan ikut ngurusi organisasinya.
Ingin berhenti ? oh tunggu sebentar. Coba sesekali menengok kebelakang, jalan kita sudah sangat jauh dan tidak mudah. Yakin mau berhenti ?
JIka lelah, istirahat tapi jangan pernah berfikir untuk berhenti :) Karena
"Berat bukan berarti tidak kuat, berat bukan berari berhenti berusaha"
Dan, Lelah itulah yang nantinya akan menjadi bumbu pemanis
ketika bercerita kelak kepada kader penerus berikutnya, menceritakan dengan
nada bangga karena sejarah pernah pernah mencatat jiwa jiwa yang berkontribusi
penuh kepada Nahdlatul Ulama.
Mekar cinta pada ikatan ini suatu saat yang telah di
tentukan nanti akan layu, akan gugur dan akan berganti. Harapan kami
tunas-tunas baru akan selelu bertumbuh dan mekar, mekar dengn caranya mengikuti
Sinar Matahari dan dengan harumnya yang
Khas. Menjadi kader IPNU IPPNU terbaik
bagi Singosari, Kabupaten Malang, Indonesia dan Nahdlatul Ulama.
Tabik
Elfina Rahmania
PAC IPPNU Singosari