Jumat, 31 Mei 2019

Di hari itu kami bangkit... !



Masih ingat dengan foto tersebut. Itu adalah foto yang di ambil pada tanggal 1 Juni 2017 tepat di hari lahirnya Pancasila, kami pun lahir (kembali) dengan tekad yang baru.

Awalnya, rumor mengatakan IPNU IPPNU Singosari telah vakum 2 periode. Vakumnya IPNU IPPNU membuat sekat jarak yang sangat berdampak pada perkembangan semangat pemuda-pemudi NU di Singosari pada saat itu. Berawal dari ajakan salah satu teman saya yang aktif berorganisasi untuk ikut membantu berdirinya kembali IPNU IPPNU Singosari saya mengikuti pertemuan pertamanya. Tidak Saling kenal ?? Oh pasti. Namun, jika ajakan pada saat itu saya (kami) tolak pastinya kami akan menyesal seumur hidup kami :’)

Kenapa menyesal ? sungguh saya ingin meneteskan air mata jika mengingat masa kebangkitan itu. Dengan berbekal pengetahuan IPNU IPPNU yang di bawa teman-teman Ranting (Re: Saat itu hanya ranting Gunungrejo yang aktif) yang bahkan di bilang seadanya dengan mengumpulkan pemuda pemudi seluruh singosari itu tidaklah mudah. Di Zaman Milenial saat ini susah sekali mengajak para pelajar NU untuk turut serta dalam Organisasi apalagi organisasi yang berbau keagamaan.  Semangat mereka sudah di kalahkan dengan Globalisasi yang membuat mereka menerima banyak hal yang lebih “mengasyikkan”daripada ngurusi organisasi.

Namun, dengan tekad yang kuat, semangat yang berapi dan dukungan dari rekan dan rekanita (re: sebutan untuk kader IPNU dan IPPNU) juga dukungan dari Banom NU Singosari kami semua dapat melewati masa krisis saat itu. Siapa yang tidak tau IPNU IPPNU Singosari ? Bahkan di masa nya PAC Singosari adalah IPNU IPPNU Terbaik, teraktif dan ter ter ter lainnya. Tetapi itu tidak berlangsung abadi. Inilah yang penulis katakan di awal artikel bahwa 
“Vakumnya IPNU IPPNU membuat sekat jarak yang sangat berdampak pada perkembangan semangat pemuda-pemudi NU di Singosari”.

Karena Dawuh Gus Fir (Re : Ketua Tanfidziyah MWC NU Singosari 2018-2023) 

“keistiqomahan dalam melakukan sesuatu itu harus dijaga, karena Setan selalu menunggu celah untuk meredupkannya. Contohna ya dengan vakumnya sebuah kegiatan sekali duakali Mrei sing ketelu sampe selanjute wes aras-arasen nerusno. Ojok sampek yo”.

Dan Alhamdulillah, melalui ketua terpilih untuk yang pertama kalinya (setelah Vakum) yaitu Rekan Abdullah dan Rekanita Ilma Qurrotul Aini beserta seluruh Pengurus  kini PAC IPNU IPPNU Singosari yang dulunya juga tertatih bangkit bisa menghidupkan 15 Ranting dan 3 Komisariat :D. Itu tentunya tidaklah mudah. Penolakan, Cibiran, Berkerikil, Masa Hujan kemudian datang badai, pengorbanan waktu kehidupan yang di sisihkan unuk rorganisasi di engah lelahnya kerja, sekolah dan kuliah. segala bentuk pahit asamnya membangkitkan organisasi pelajar NU di tengah millenial ini sungguh menyesakkan. Iya, menyesakkan ketika semangat organisasi telah luntur dengan gemerlap dunia individualisme. Namun dengan sabar dan telaten seluruh pengurus PAC IPNU IPPNU Singosari dan anggotanya dapat membuat warna baru dalam BANOM NU (Banom = Badan Otonom).

Kami tidak menarget untuk kembali menjadi PAC terbaik, hehe tidak. Karena jarak kekosongan kekuasaan pada saat itu membuat kita tertinggal jauh dengan PAC IPNU IPPNU lain. Namun tidak, bukan itu, yang kami targetkan dan inginkan saat ini adalah kembalinya Ghirah atau semangat pelajar NU Singosari bukan hanya untuk sekedar berorganisasi, namun juga untuk mencintai , mengurus dan mengabdi pada Nahdlatul Ulama. Dengan apa ? ya dengan berkecimpung di dalam IPNU dan IPPNU akif melakukan kegiatan positif, kegiatan sosial kemasyarakatan atau kegiatan yang dapat berdampak pada keberkahan Singosari. Karena menjadi "terbaik" itu bonus yang harus di perjuangkan adalah menjaga kader kader Mudan dengan semangatnya yang tetap berapi untuk bersama-sama ngurusi NU

Lelah, ? iya pasti jelas. Orang pada umumnya akan berfikir kenapa harus “membuat lelah diri dengan mengikuti organisasi”. Tapi, yang kita fikirkan itu bukan hanya lelahnya. Tapi bagaimana kita merasa senang dan merasa memiliki jiwa di Nahdlatul Ulama ini dengan ikut ngurusi organisasinya.
Ingin berhenti ? oh tunggu sebentar. Coba sesekali menengok kebelakang, jalan kita sudah sangat jauh dan tidak mudah. Yakin mau berhenti ?
JIka lelah, istirahat tapi jangan pernah berfikir untuk berhenti :) Karena 

"Berat bukan berarti tidak kuat, berat bukan berari berhenti berusaha"
Dan, Lelah itulah yang nantinya akan menjadi bumbu pemanis ketika bercerita kelak kepada kader penerus berikutnya, menceritakan dengan nada bangga karena sejarah pernah pernah mencatat jiwa jiwa yang berkontribusi penuh kepada Nahdlatul Ulama.

Mekar cinta pada ikatan ini suatu saat yang telah di tentukan nanti akan layu, akan gugur dan akan berganti. Harapan kami tunas-tunas baru akan selelu bertumbuh dan mekar, mekar dengn caranya mengikuti Sinar Matahari  dan dengan harumnya yang Khas.  Menjadi kader IPNU IPPNU terbaik bagi Singosari, Kabupaten Malang, Indonesia dan Nahdlatul Ulama.


Tabik
Elfina Rahmania
PAC IPPNU Singosari

Selasa, 28 Mei 2019

REVIEW REPRESI - Fakhrisina Amalia

Judul : Represi
Penulis : Fakhrisina Amalia
Genre : Young Adult
Editor : Tri Saputri Sakti
Proofreader : Tisya Rahmanti
Ilustrasi sampul : Orkha Creative
Tahun terbit : 2018
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 264 halaman
ISBN : 9786020611945
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
sinopsis:
 Semua orang membuat  kesalahan, dan hampir semua orang membuat kesalahan besar. Kewajiban kita adalah meminta maaf. Sementara memaafkan-atau nggak--adalah hak orang yang kita lukai. Tapi merasa nggak pantas dimaafkan bahkan sebelum mencoba meminta maaf? Itu sudah bukan lagi masalah dengan orang lain, Anna."
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Jujur aja ya aku waktu mau beli buku ini itu karena keadaan diriku juga sedang mengalami kegalauan karena judulnya "represi" wkwk jadi penasaran, sebelum beli buku ini aku pasti baca dulu review di goodreads, aku enggak terlalu berekspektasi banyak sama buku ini.
karena ketika aku lihat cover dan sinopsisnya Aku kira buku ini adalah buku bacaan yang ringan dan Betul banget pas aku baca chapter pertama aku kayak sudah bisa menebak konflik yang terjadi di dalam buku ini tapi ternyata AKU SALAHHH ternyata konflik yang terjadi dalam buku ini lebih ribet daripada yang aku bayangkan hebatnya lagi si penulis yang juga seorang psikolog ini benar-benar bisa membawa pembaca masuk dan merasakan apa yang dirasakan oleh ana

Awalnya aku udah bisa nebak kan bahwa bukunya pasti akhirnya kayak gini, tapi lama kelamaan di setiap bagian chapter selalu ada konflik dan solusi atau cerita yang enggak ada di ekspektasiku.  Seru bangettt!!!

Karena nggak tahu kenapa juga di setiap chapternya membuat aku semakin penasaran kenapa sih Anna ini sehingga bisa mengalami traumatis seperti itu. Gemes juga ngebaca nya ekwk.

Ternyata, Buku ini menggunakan alur flashback jadi di setiap part Anna konsultasi dengan psikologisnya itu yang namanya "Nabilah" kita diajak untuk flashback masa lalu Anna yang ternyata Anna dulu adalah seorang yang ceria yang punya banyak teman dan kehidupan yang menyenangkan sampai akhirnya terbesit di fikirannya untuk percobaan bunuh dirinya...

Aku juga terbawa emosi ketika ana menjadi sangat tertutup dengan ibunya ada juga sahabat-sahabatnya. Rasanya kayak yang jadi Anna, gitu Padahal aku disini hanya seorang pembaca.

lama-kelamaan dari satu chapter ke chapter lain mulai terkuak Lah kenapa Anna bisa setraumatis itu.  Nggak nyangka Anna nyimpen bongkahan es raksasa di hidupnya dari orang tua dan temen2nya 😪 dan yang paling aku suka dari buku ini adalah twistnya yang membuat aku bener-bener setiap baca kalimat2nya itu membuat sesak dada karena selalu terharu dan ingin nangis.

Sampe puncaknya banget itu pas waktu mau akhir Aku benar-benar kesel sebel sedih terharu seneng,  karena rahasia Ana mulai terkuak rasanya pengen banget meluk si tokoh yang ada di dala m buku ini. Karena rasa empati dan juga ngerasa apa yang dirasakan oleh Anna oleh sahabat-sahabatnya oleh Ibu atau oleh bapaknya...
Dan beneran banget waktu aku baca bagian yang semakin akhir Aku benar-benar menangis sejadi-jadinya karena tahu bahwa Masa Lalu anak dulu kayak gitu ribet nya dan kebawah sebel sama tokoh yang membuat anak kayak gitu ininya novel ini benar-benar membuat pembacanya itu turut serta merasakan apa sih yang dirasain sama tokoh utamanya sama sahabat-sahabatnya sama orang tuanya juga.

DAn aku merekomendasikan banget novel ini buat kalian yang suka banget sama novel addult yang ringan tapi sarat akan hikmah. Atau buat kamu yang menyukai cerita-cerita psikolog jadi ceritain itu enggak hanya pergi karena percintaan Anna kok tapi juga hikmah yang banyak banget tentang memaafkan, dan kesabaran tentang menguatkan hati, dan tentang kesetiaan, juga tentang menghargai orang lain.

Beberapa kutipan yang aku sukai :

✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️

"Menolak menerima bahwa kamu merasa seperti itu karena kamu tau seharusnya nggak begitu, juga merupakan bagian dari nggak menerima diri sendiri. Kadang-kadang yang terjadi memang nggak seperti seharusnya dan kita gak perlu menolak atau marah pada diri kita sendiri. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Anna." hal. 200

"Semua orang membuat  kesalahan, dan hampir semua orang membuat kesalahan besar. Kewajiban kita adalah meminta maaf. Sementara memaafkan-atau nggak--adalah hak orang yang kita lukai. Tapi merasa nggak pantas dimaafkan bahkan sebelum mencoba meminta maaf? Itu sudah bukan lagi masalah dengan orang lain, Anna."

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Gimana penasaran?  jangan lupa beli bukunya ya !
Happy Reader!

- Elfina R -