Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh, Apa kabar Sahabat
yang selalu semangat, Rabu 22 Agustus 2018 bertepatan dengan 10 Dzulhijah 1439
H adalah Hari Idul Adha untuk seluruh umat muslim di Alam semesta. Dengan
adanya hari idul Adha, pasti tau kannn ada puasa Sunnah yang mengiringi Idul Adha tersebut ? Yap,
benar sekali yaitu puasa Sunnah
Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah ) yang telah kita lewati, Puasa Tarwiyah (8
Dzulhijjah) dan Puasa Arafah (9 Dzulhijah). Puasa Sunnah ini tidak bisa kita
lewatkan begitu saja loh karena keutamaan yang di berikan Allah untuk puasa ini
sungguh sangat indah, yaitu sebuah pengampunan dosa. Tapiii, ada yang bilang
kalo hadist untuk Puasa Tarwiyah itu Dhaif ? Apakah benar ? kemudian jika
hadist itu Dhaif apa kita boleh melakukan ibadah tersebut ? Yuk baca penjelasan
singkatnya di bawah ini ^^
Hari Tarwiyah adalah hari ke-8 bulan Dzulhijjah. Disebut
tarwiyah karena pada waktu itu air sangat melimpah. Sedangkan hari ke-9
Dzulhijjah dinamakan Hari Arafah, karena pada hari itu diwajibkan bagi jamaah
haji untuk wukuf di Arafah. Jika dilanjutkan, hari ke-10 Dzulhijjah dinamakan
Hari Nahr atau Hari Qurban, hari ke-11 disebut Hari Maqarr (menetap di Mina),
hari ke-12 Nafar Awal, dan hari ke-13 Nafar Tsani. (Hasyiyah
al-Bujairami ala al-Manhaj, VI, 137)
Puasa arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan
pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi
orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji.
Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari
Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda:
صوم يوم
عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun
yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram)
menghapuskan dosa setahun yang lepas. (HR.
Muslim)
Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari
Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi
hadits :
صَومُ
يَوْمِ التَّرْوِيَّةِ كَفَّارَةٌ سَنَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةٌ
سَنَتَيْنِ
Puasa Hari Tarwiyah menghapus dosa setahun, dan puasa
Hari Arafah menghapus dosa dua tahun. (Jamiul Ahadits, XIV, 34) Dikatakan hadits ini dloif (kurang
kuat riwayatnya).
JADI KALO HADISTNYA DHAIF APAKAH KITA BOLEH
MELAKSANAKAN PUASA TARWIYAH ??
Jawabannya menurut para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun
sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk
memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah
aqidah dan hukum.
Lagi pula hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah
adalah hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w
bersabda:
ما من
أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا
رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج
بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT,
dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan
Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan
Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki
yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali
selama-lamanya (menjadi syahid). (HR
Bukhari)
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah sebagai berikut.
نويتُ
صومَ تَرْوِيَة سُنّةً لله تعالى
“Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala“
نويتُ
صومَ عرفة سُنّةً لله تعالى
“Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala“
Nah, dengan mengetahui keutamaan yang melimpah itu, ada baiknya
kita melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah. Pahala kita akan bertambah,
dosa-dosa kita dihapus, dan memperoleh ridlo Allah. Mudah-mudahan kita menjadi
bagian dari orang-orang yang mendapat keberkahan di Hari Raya Idul Adha 1439 H.
Jangan ragu untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan Happy
Fasting ^^
Dikutip dan dimodifikasi dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar