“Bukanlah yang
dinamakan kaya karena banyak simpanan harta benda,
tetapi yang
disebut kaya, adalah kaya diri (jiwa)”
(HR Bukhari dan
Muslim)
Bismillahirrahmanirrahim...
Aku mulai menulis kembali sajak-sajak yang telah terbang
melangit.
Tentang pengharapan sebuah Rezeki dan Kenikmatan, tentang
hilangnya rasa Sykur dalam diri.. begitu kita tau sifat dasar manusia yang
tidak pernah puas dengan apa yang di dapatkannya yang selalu mencari kelebihan
dri apa yang sudah ia punya.
Dunia itu ibarat
air laut, semakin diminum hanya akan menambah haus.
Nafsu itu
bagaikan fatamorgana di padang pasir,
Dunia dan Nafsu
itu hanyalah bayang-bayang yang dapat dilihat namun sulit digapai.
Padahal ALLAH telah memberikan kenikmatan dan rezeki yang
tiada tara pada kita, bukan begitu ?
Apa ? Bukan? jika bukan sebenarnya apa definisi “Nikmat
dan Rezeki” menurut teman2 semua ?
Apakah punya uang banyak dengan harta melimpah ?
Jabatan tinggi dan terkenal ?
BUKAN, kita selama ini salah mengartikan nikmat yang
telah di berikan ALLAH kepada kita L selama ini kita
berfikir bahwa uang banyak adalah tolak ukur besarnya nikmat ALLAH kepada kita.
·
Padahal langkah kaki yang
di mudahkan untuk hadir ke Majelis Ilmu, itu adalah rezeqi
·
Langkah kaki yang di
mudahkan untuk Sholat berjamaah di Masjid, adalah kenikmatan
·
Hati yang ALLAH jaga jauh
dari iri, dengki dan kebencian adalah Rezeqi
·
Memiliki teman-teman yang
Sholeh dan saling mengingatkan dalam kebaikan, itu kenikamatan
·
Ketika kita terbangun dari
tidur bisa bernafas dengan lega tanpa alat bantu, bisa melihat cerahnya dunia
itu adalah nikmat
·
Bisa melantunkan Ayat suci
AL QURAN itu kenikmatan, karena betapa ada orang di luar sana yang mengaji
dengan tertatih-tatih yang memiliki harapan bisa lancar membaca AL QURAN
·
Saat keadaan sulit penuh
keterbaasan itu juga REZEKI.
Mungkin jika dalam keadaan
sebaliknya justru membuat kita Kufur, Sombong, Angkuh, bahkan lupa diri
Jadi, bahagia pun tolak
ukurnya bukan dari UANG HARTA TAHTA.
Betapa banyak melihat di luar
sana orang yang memiliki pekerjaan sederhana: berdagang cilok, berjualan es,
berjualan mainan, Pedagang keliling, Petani, Peternak dan lain sebagainya malah
terlihat lebih bahagia dari pada pekerja kantoran yang terlihat selalu rapi
dengan menenteng tas dengan jabatan yang tinggi. Siapa mengira pekerjaan dan
harta yang begitu melimpah malah membuat mereka diliputi rasa khawatir setiap
harinya karena tanggung jawab, jauh dari ALLAH karena waktunya habis untuk
urusan duniawi
Jadi, bersyukurlah dengan
Rezeqi dan kenikmatan yang kia miliki sekarang. Pun bahwa sebenarnya kita
merasa kurang , percayalah ALLAH Maha Kaya, ALLAH yang mengatur REZEKI kita..
Nikmat
yang ALLAH beri baru akan terasa jika sudah hilang
Sesuatu
itu selalu tampak indah karena belum kita miliki...
REZEKI kita telah diatur
sebaik mungkin oleh sang Maha Kaya.
Lalu apa yang kita khwatirkan
?
Mari menjadi pribadi yang
pandai bersyukur ^^
Karena hidup adalah waku yang
dipinjamkan dan harta adalah ujian yang dipercayakan
Semua itu kelak akan dimintai
pertanggungjawaban.
Bersabarlah sedikit lagi.
ALLAH sayang pada kita, maka
dari itu ALLAH uji.
Justru yang harus kita
waspadai adalah ketika hidup kita berkecukupan, penuh dengan kemudahan dan
kebahagiaan, padahal begitu banyak hak ALLAH dan kewajiban kita pada ALLAH yang
belum atau tidak kita tunaikan.
Oleh : Elfina Rahmania
dengan referensi Grup SMART
MATSURAT MOTIVATION
Tidak ada komentar:
Posting Komentar